17 April, 2012

cerita hikmah di atas hujan

.... akupun masih tetap meluncur ketika rintik hujan mulai turun menemani, dan tak sedikitpun aku ingin rehat meski sangat sejenak. Tapi seketika itupun rintik hujan tadi berwujud serangan bagiku, bukan tetesan yang turun tapi kini guyuran, dan akupun dengan berat hati memutuskan untuk singgah di sebuah tenda kecil dekat sebuah warung kecil di jejalanan yang sepi itu. Aku masih peduli pada badanku yang berceloteh dan merajuk dengan kasihannya, "aku kedinginan, menggigil", namun tak ada yang bisa ku perjuangkan dan ku berdayakan saat itu. Ku amati sekitaranku, sambil kembali menatap langit dan menengadahkan tanganku pada sang hujan untuk mengetes sejauh mana hujan sudah reda, dan ternyata tetap sama frekuensinya.
Dari jarak dekat tersebut menuju sebuah warung, rasanya aku melihat sesuatu, ya aku melihat seorang insan yang melambaikan tangannya, tapi aku sulit menerjemahkan karena aku tak mengerti dan tak ada suara yang mampu ku dengar. Aku takut untuk menghampirinya, tapi akupun takut jika itu suatu sinyal butuh pertolongannya. Dan dengan pasti ku hampiri insan tersebut,
"Ada apa mbak?" dengan sambil mengamati sekitaran warung, hanya untuk siap siaga.
Beliau seolah memberi isyrat dengan bhasa tubuhnya. mungkin kalau ku artikan " duduklah disini, hujan dan dingin disana", hmmmm entahlah. Akupun bertanya. " Apa mbak, ada yang bisa saya bantu?". Beliau masuk dan kembali sesaat dengan membwa selembar kertas dan pena "Maksud saya, di luar hujan mba, berteduh disini saja".................  Next on

Tidak ada komentar:

Posting Komentar